Bahan Ceramah Agama : Tema Penyakit Hati
Judul ceramah : Dorongan Nafsu
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Nafsu dan setan mereasap untuk mengotori fitharah manusia, sehingga sampai pada perkembangan terakhirnya ia berubah menjadi seorang yang benar benar hina dan nista. Setan juga mampu membuat jebakan jebakan yang mampu menjerumuskan manusia ke dalam jurang kehinaan di hadapan Allah Ta’ala.
Saking pinternya setan dan nafsu, tidak sedikit seseorang yang ceramah dengan sindir sana-sini, smash kanan dan kiri, tekuk atas bawah, menyudutkan orang lain dengan kecanggihan bahasa yang dia punya, setelah tujuannya telah tersampaikan, rasa puas dan senang-pun datang, jedah sebentar kemudian rasa senang dan gembira belum dinikmati sampai habis, dendam dan amarah pun muncul kembali, dan berkembang terus menerus. Subhanallah sungguh setan itu mempunyai kekuatan yang sangat besar untuk menghancurkan orang-orang yang kualitas imannya rendah.
Sejak saat itu, aku pun menggaris bawahi bahwa untuk menjadi orang yang bersih dari nafsu itu susah, terbukti banyak para ulama’ yang menyampaikan fatwahnya bukan malah membuat tenang di dalam hati akan tetapi justru malah menimbulkan fitnah-fitnah baru. Banyak orang orang yang berpakaian ulama’ tetapi justru keimanannya rendah seperti imannya seorang budak. Maka dari itu tata niat utama dengan ikhlas dan jangan sekali-kali lupa akan tujuan utamanya. Menolong orang dengan tujuan agar orang tersebut bebannya merasa ringan sembari menunggu janji Allah bahwa Allah akan menolong hambanya jika hamba tersebut mau menolong orang lain.
Berdagang juga dengan ikhlas, yakni ingin melayani kebutuhan orang lain bukan menipunya para ulama’ pun harus tahu apa tujuan yang ia katakan. Jika berdagang semata mata untuk memenangkan kompetisi maka orang tersebut sama saja mengorbankan keikhlasan dalam bekerja, jika ulama ber-fatwa fatwa dengan menghantam kanan-kirinya maka sama hal-nya ia memperturutkan hawa nafsunya, yang semestinya fatwa itu li ishlahil ummat tetapi justu lnbi’atsul fitnah. Naudzu min dzaalik.
(ceramahsingkat.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar