Sebagian hikmah puasa bisa dilihat dalam firman Allah yang artinya:
"Agar kalian bertaqwa". Taqwa adalah buah yang diharapkan dan dihasilkan
oleh puasa. Buah tersebut akan menjadi bekal orang beriman dan perisai
baginya agar tidak terjatuh dalam jurang kemaksiatan. Seorang ulama sufi
pernah berkata tentang pengaruh taqwa bagi kehidupan seorang muslim;
“Dengan bertaqwa, para kekasih Allah akan terlindungi dari perbuatan
yang tercela, dalam hatinya diliputi rasa takut kepada Allah sehingga
senantiasa terjaga dari perbuatan dosa, pada malam hari mengisi waktu
dengan kegiatan beribadah, lebih suka menahan kesusahan daripada mencari
hiburan, rela merasakan lapar dan haus, merasa dekat dengan ajal
sehingga mendorongnya untuk memperbanyak amal kebajikan". Taqwa
merupakan kombinasi kebijakan dan pengetahuan, serta gabungan antara
perkataan dan perbuatan.
Puasa Ramadhan akan membersihkan rohani
kita dengan menanamkan perasaan kesabaran, kasih sayang, pemurah,
berkata benar, ikhlas, disiplin, terhindar dari sifat tamak dan rakus,
percaya pada diri sendiri dan sebagainya.
Meskipun makanan dan
minuman itu halal, kita menahan diri untuk tidak makan dan minum dari
semenjak fajar hingga terbenamnya matahari, karena mematuhi perintah
Allah. Begitu juga isteri kita sendiri, kita tidak mencampurinya ketika
masa berpuasa demi mematuhi perintah Allah SWT.
Ayat puasa itu
dimulai dengan firman Allah: "Wahai orang-orang yang beriman" dan
diakhiri dengan: "Mudah-mudahan kamu menjadi orang yang bertaqwa". Jadi
jelaslah bagi kita bahwa puasa Ramadhan berdasarkan keimanan dan
ketaqwaan. Untuk menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
kita diberi kesempatan selama bulan Ramadhan: melatih diri dari menahan
hawa nafsu, makan dan minum, mencampuri isteri, menahan diri dari
perkataan dan perbuatan yang sia-sia seperti berkata bohong, membuat
fitnah dan tipu daya, merasa dengki dan khianat, memecah belah persatuan
umat, dan berbagai perbuatan jahat lainnya. Rasullah SAW
bersabda:"Bukanlah puasa itu hanya sekedar menghentikan makan dan minum
tetapi puasa itu ialah menghentikan omong kosong dan kata-kata kotor."
(HR. Ibnu Khuzaimah).
Beruntunglah mereka yang dapat berpuasa
selama bulan Ramadhan, karena puasa itu bukan saja dapat membersihkan
ruhani manusia, tapi juga akan membersihkan jasmani manusia itu sendiri,
puasa sebagai alat penyembuh yang baik. Semua alat pada tubuh kita
senantiasa digunakan, boleh dikatakan alat-alat itu tidak pernah
istirahat selama 24 jam. Alhamdulillah dengan berpuasa kita dapat
mengistirahatkan alat pencernaan lebih kurang selama 12 jam setiap
harinya. Oleh karena itu dengan berpuasa, organ dalam tubuh kita dapat
bekerja dengan lebih teratur dan efektif.
Perlu diingat, ibadah
puasa Ramadhan akan membawa faedah bagi kesehatan ruhani dan jasmani
kita apabila dilaksanakan sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan,
jika tidak, maka hasilnya tidak seberapa malah mungkin ibadah puasa kita
sia-sia belaka.
Allah SWT berfirman "Makan dan minumlah kamu dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf:31)
Nabi SAW juga bersabda "Kita ini adalah kaum yang makan apabila merasakan lapar, dan makan dengan secukupnya (tidak kenyang)."
Tubuh
kita memerlukan makanan yang bergizi sesuai keperluan tubuh kita. Jika
kita makan berlebih-lebihan sudah tentu ia akan membawa mudarat kepada
kesehatan kita. Bisa menyebabkan badan menjadi gemuk, efek lainnya
adalah mengakibatkan sakit jantung, darah tinggi, penyakit kencing
manis, dan berbagai penyakit lainnya. Dengan demikian maka puasa bisa
dijadikan sebagai media diet yang paling ampuh dan praktis.
Puasa
tidak diwajibkan sepanjang tahun, juga tidak dalam waktu yang sebentar
melainkan pada hari-hari yang terbatas, yaitu hari-hari bulan Ramadan,
dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Karena, jika puasa
diwajibkan secara terus menerus sepanjang tahun atau sehari semalam
tanpa henti, tentu akan memberatkan. Begitu juga jika hanya untuk waktu
separuh hari, tentu tak akan memiliki pengaruh apa-apa, akan tetapi
puasa diwajibkan untuk waktu sepanjang hari mulai dari terbit fajar
hingga matahari terbenam, dan dalam hari-hari yang telah ditentukan.
Selain
keringanan dalam masalah waktu, Allah juga membuktikan kasih sayang-Nya
kepada hamba dengan memberikan keringanan-keringanan yang lain, di
antaranya kepada: orang sakit (yang membahayakan dirinya jika berpuasa)
dan orang yang menempuh perjalanan jauh (yang memberatkan dirinya jika
melaksanakan puasa) diperbolehkan untuk berbuka dan menggantinya pada
hari yang lain, sesuai dengan jumlah puasa yang ia tinggalkan.
Dengan
kalam-Nya Allah telah menegaskan kepada manusia, keutamaan puasa di
bulan suci Ramadhan sebagai bulan keberkahan, dimana Allah memberikan
nikmat sekaligus mukjizat yang begitu agung kepada hamba-Nya berupa
turunnya Al-Qur'an.
Ayat-ayat Al-Qur'an juga menjelaskan betapa
Tuhan begitu dekat dengan hambanya, Ia selalu menjawab do'a mereka di
mana dan kapan pun mereka berada, tidak ada pemisah antara keduanya.
Maka sudah selayaknya bagi seorang muslim, untuk selalu berdo'a, memohon
ampunan kepada Tuhannya, beribadah dengan tulus-ikhlas, beriman, dan
tidak menyekutukan-Nya, dengan harapan Allah akan mengabulkan semua do'a
dan permintaannya.
Diriwayatkan bahwa sekumpulan orang pedalaman
bertanya kepada Nabi SAW : "Wahai Muhammad! Apakah Tuhan kita dekat,
sehingga kami bermunajat (mengadu dan berdoa dalam kelirihan)
kepada-Nya, ataukah Ia jauh sehingga kami menyeru (mengadu dan berdoa
dengan suara lantang) kepada-Nya?" Maka turunlah ayat: "Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. (QS. Al-Baqarah/2: 186)
Allah telah
memberikan beberapa pengecualian bagi umat Muhammad dalam menjalankan
ibadah puasa, seperti dibolehkannya seorang suami untuk memberikan
nafkah batin kepada isterinya pada malam bulan Ramadhan, kecuali pada
waktu I'tikaf di masjid, karena waktu tersebut adalah waktu di mana
manusia seharusnya mendekatkan diri kepada Allah tanpa disibukkan dengan
perkara yang lain.
Diantara hikmah puasa yang dapat dicatat juga
adalah sebagai wijaa, perisai atau pelindung: Rasulullah SAW menyuruh
orang yang kuat "syahwatnya" dan belum mampu untuk menikah agar
berpuasa, menjadikannya sebagai wijaa (memutuskan syahwat jiwa) bagi
syahwat ini, karena puasa eksistensi dan subtansialnya adalah menahan
dan menenangkan dorongan kuatnya anggota badan hingga bisa terkontrol
serta seluruh kekuatan (dorongan dari dalam) sampai bisa taat dan
dibelenggu dengan belenggu puasa. Telah jelas bahwa puasa memiliki
pengaruh yang menakjubkan dalam menjaga anggota badan yang nyata/dhahir
dan kekuatan bathin. Oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda "Wahai
sekalian para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu ba'ah
(mampu menikah dengan berbagai persiapannya) hendaklah menikah, karena
menikah lebih menundukkan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan.
Barangsiapa yang belum mampu menikah, hendaklah puasa karena puasa
merupakan wijaa' (pemutus syahwat) baginya". (HR. Bukhari 4/106 dan
Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas'ud).
Rasulullah SAW telah
menjelaskan bahwa surga diliputi dengan perkara-perkara yang tidak
disenangi (seperti menahan syahwat dsb), dan neraka diliputi dengan
syahwat. Jika telah jelas demikian, sesungguhnya puasa itu menghancurkan
syahwat, mematahkan tajamnya syahwat yang bisa mendekatkan seorang
hamba ke neraka, puasa menghalangi orang yang berpuasa dari neraka. Oleh
karena itu banyak hadits yang menegaskan bahwa puasa adalah benteng
dari neraka, dan perisai yang menghalangi seseorang darinya.
Bersabda
Rasulullah SAW "Tidaklah seorang hamba yang berpuasa di jalan Allah
kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh
tujuh puluh musim". (HR. Bukhari 6/35, Muslim 1153 dari Abu Sa'id
Al-Khudry. Ada redaksi lain yaitu telah bersabda Rasulullah SAW : "tujuh
puluh musim", yakni : perjalanan tujuh puluh tahun, demikian dijelaskan
dalam kitab Fathul Bari 6/48).
Rasulullah SAW bersabda "Puasa
adalah perisai, seorang hamba berperisai dengannya dari api neraka" (HR.
Ahmad 3/241, 3/296 dari Jabir, Ahmad 4/22 dari Utsman bin Abil 'Ash.
Ini adalah hadits shahih).
Dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa
Sallam bersabda "Barangsiapa yang berpuasa sehari di jalan Allah maka di
antara dia dan neraka ada parit yang luasnya seperti antara langit
dengan bumi".
Itulah beberapa hikmah puasa ramadhan/ramadlan/ramadan, semoga bermanfa'at.
(bahanceramah.blogspot.com)
Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni). Perumpamaan orang yg menafkahkan hartanya di jalan Allah serupa dgn 1 butir benih yg menumbuhkan 7 bulir, pada tiap bulir 100 biji (2:261)
Keajaiban Sedekah | Sifat Allah | Sahabat Nabi | Ceramah Agama | Tayangan Keajaiban | Amazing!Herbal Halal & Ampuh Obati Penyakit
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar